Senin, 11 April 2011

Kulit Durian Bisa Menjadi Energi Alternatif

Durian,buah beraroma kuat ini banyak disukai karena rasanya yang manis,meski tampilan luarnya tidak begitu memesona. Buah tropis ini banyak ditemukan di Indonesia.Namun, selama ini Durian hanya dimanfaatkan isi buahnya saja.

Kulit dan biji buah,mayoritas hanya dijadikan sampah yang menumpuk saja. Namun,di tangan Huwaida Najla A,siswi SMA 2 Kudus, Jawa Tengah,kulit Durian ini bisa disulap menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai tinggi.Lewat sentuhan terampil Huwaida,kulit Durian bisa diubah menjadi energi listrik.Melalui serangkaian penelitian,Huwaida akhirnya mampu memanfaatkan kandungan zat kulit Durian menjadi aliran energi listrik. Huwaida mengaku,kulit Durian mampu menghidupkan kembali baterai kering atau lazim disebut batu baterai yang sudah mati (lost energy).Menurut dia, kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif.Kandungan dua zat inilah yang kemudian menciptakan aliran listrik.

Huwaida mengungkapkan, hasil temuannya ini berawal dari kejengkelannya melihat tumpukan kulit Durian di sekitar rumah.Selain berbau tajam,tumpukan sampah kulit Durian itu juga tidak enak dipandang mata.Setelah memutar otak,Huwaida kemudian memulai serangkaian penelitian,dan akhirnya menemukan bahwa kulit Durian memiliki kandungan listrik yang cukup besar. “Ternyata, di dalam kulit Durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif.Dengan sejumlah proses,kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt.Tegangan ini cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati,”ungkap Huwaida.

Huwaida pun menje-laskan proses pengolahan kulit Durian menjadi aliran listrik. Langkah pertama,ungkapnya, kulit luar Durian yang penuh duri dipisahkan dari bagian dalam yang berwarna putih.Setelah itu, kulit bagian dalam tersebut dipotong kecil dan ditumbuk halus.Kemudian, didiamkan selama beberapa menit.Sembari menunggu hasil tumbukan agak kering, dipilih baterai kering yang sudah tidak terpakai.“ Buang kulit luar pembungkus baterai. Setelah itu, buka penutup atas baterai,” jelasnya. Setelah itu,ungkap Huwaida, buang isi baterai yang berupa serbuk berwarna hitam (pasta).Serbuk warna hitam ini memiliki kandungan manga,besi,karbon,dan tembaga. Isi inilah,jelas Huwaida, yang nantinya diganti dengan serbuk dari kulit Durian.

“ Baterai hasil olahan ini mampu menghidupkan bola lampu ukuran kecil.Kandungan energi baterai ini mampu bertahan hingga lima hari,”paparnya. Berkat sentuhan tangannya ini,Huwaida pun dilirik oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Huwaida pun akhirnya dikirim Kemenristek untuk mengikuti ajang konferensi teknologi internasional,Apec Future Scientis Conference (AFSC) di Taiwan,10–16 April 2011. Ajang ini rencananya diikuti 13 negara di dunia.Beberapa negara yang ikut serta adalah Amerika Serikat, Korea Selatan,Selandia Baru, Australia,Taiwan,dan negara- negara dalam lingkup ASEAN. Guru pembimbing Huwaida, Yuda Setiabudi,mengatakan, AFSC ini arahnya lebih kepada pemanfaatan limbah dan solusi untuk penyelamatan lingkungan (Sustainable Green Energy and Enviromental Solution).

Lewat konferensi internasional ini,diharapkan muncul temuan-temuan dan inspirasi baru agar manusia tidak selalu menggunakan sumber energi yang tak dapat diperbarui seperti minyak bumi dan yang berasal dari fosil. “Sebenarnya,ada banyak energi terbarukan di sekitar kita.Namun,kita saja yang belum sampai ke sana.Dan kreativitas mengolah kulit Durian menjadi energi adalah bagian dari itu.Makanya perlu kita apresiasi,”tegas Yuda.

Sumber : www.kaskus.us